Pages

Selasa, 31 Desember 2013

(...........)

Perasaan takut jatuh cinta yang selalu muncul pada diriku. apalagi cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tapi, sungguh aku heran, mengapa aku bisa mencintainya dengan sangat tulus dan mendalam sekali.

Aku akui, aku memang berkomitmen menjadi seperti itu pada kondisi tertentu.

hM, betapa sering aku merasa malu dalam setiap bergaul. Dalam pergaulan aku selalu berusaha memalingkan pandanganku dari orang agar mereka tak melihat dan memahami perasaanku.

Aku merasa hina sekali.. inilah yang mebuat diriku berusaha menjaga kehormatanku serta sifat feminisme bergaul.

Sebagaimana aku merasa khawatir jika pandanganku yang tampak bin gung dan debaran jantungku yang seolah berkejaran dapat mengganggu perasaanku dihadapannya. Sehingga aku terlihat sebagai gadis yang lemah.. Padahal sikap sebaliknya yang ingin ku tampilkan.

Aku telah memiliki komitmen untuk selalu bertanya dengan disertai rasa tanggung jawab. Apa yang harus aku lakukan ? Apakah aku akan selalu terus menerus menyerah pada diriku sendiri?? Perasaan yang selalu memenuhi diriku dalam setiap pergaulan.. sehingga mebuatku stabil dan sedikit terlambat dalam pergaulan.

Aku sampaikan terimakasihku pada Allah. Semua ini sudah menjadi eksperimen bisu yang tak mengganggu hatiku. Dan akupun tidak berlebih-lebih dalam berekspresi yang dapat menghantarkan diriku pada penyesalan yang dalam.. Terlebih saat aku mengambil keputusan itu dengan tekat yang bulat. Aku tidak akan menjadi sosok yang lemah dan tak akan menarik segala Apa yang pernah kuucap.

Walaupun demikian, aku masih berpegang teguh pada sifat menjaga kesucian diri dan keluhuran budi (menurutku ini yang utama). Sifat ini yang telah memberi kekuatan padaku untuk melawan kelemahan diri dan melawan segala macam pikiran yang menggoda diri.

Sekarang aku sudah bisa untuk mengatakan dengan segenap perasaan bahagia dan bangga. " Sungguh aku tak akan merasa malu untuk berkata terus terang, bahwa aku lebih senaNg pada kehormatanku, kebesaranku, kemuliaanku dan masa depan dari pendidikanku."

Aku sangat yakin bahwa semua itu lebih berharga. Dan seorang gadis sepertiku tak akan mampu menyia-nyiakan semua itu karna hanya untuk mengikuti segala dorongan perasaan.. Karna kebenaran tetap kebenaran.

Hingga pada suatu hari nanti, seorang pemuda datang kepadaku - dengan izin Allah. Dia akan menghormatiku karena keistimewaan akhlak mulia dan pengetahuan yang kumiliki. Selanjutnya dia akan datang kerumah orangtuaku dengan penghormatan memintaku untuk menjadi haknya.

Bersamanya aku akan mendapatkan segala cinta yang (pernah) menjadi impianku dan impian setiap gadis.

0 komentar:

Posting Komentar