Pages

Jumat, 20 September 2013

Bersama Abu Bakar Ash-Shidiq


Terhormat pada masa jahiliyah, benar-benar percaya pada kebenaran pada masa islam, dan selalu siap turun tangan dalam pembiayaan perang namun berlepas diri dari memperebutkan harta rampasan; itulah Abu Bakar Ash-Shidiq.
Beliau mencintai Sang Pembawa Dakwah, berbagi rasa dengannya dalam takut dan sengsara, susah  dan ikut menanggung kegelisahan, penderitaan,dan kecemasan bersamanya.
Keutamaan-keutamaan beliau adalah sifat-sifat yang tidak dimiliki orang lain, dan sifat-sifat beliau adalah rangkaian bunga yang tidak dapat dikalungkan kepada orang lain.
Penduduk Mekkah membenci beliau, maka beliau masuk ke dalam gua bersama Sang Teman. Allah SWT berfirman, "Maka carilah tempat berlindung di dalam gua itu." (QS. al- Kahfi [18]:16) . Beliau khawatir Temannya disengat kalajengking, maka beliau menutupi lubang kalajengking itu dengan tangannya. Beliau tersengat namun tidak mengaduh. Temannya berkata "Mengadulah" namun beliau khawatir Manusia pilihan itu ditemukan orang-orang kafir yang mengejar sampai ke mulut gua, maka dalam keharuan beliau berkata, Aku rela jadi tebusanmu." Karena itu , Allah SWT berfirman, "Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." (QS. at-Taubah [9]:40)

Beliau seperti Ibrahim al-Khalil, mengesakan Ar-Rahman, menghancurkan patung sesembahan, dan memuliakan tamu. Maka nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan?
Jiwa disemua negri melangkah mengingatmu namamu
Mata di semua tempat menatap mengambil cahayamu
Abu Bakar adalah orang pertama masuk islam, ikut hijrah, dan berjihad di jalan Allah. Beliau berjalan paling depan menuju Allah, berbicara dengan syariat-Nya, dan terpercaya dalam ucapannya. Sungguh ia telah melewati kemuliaan dalam hidupnya, tingkat demi tingkat.
Beliau nikahkan anak perempuannya dengan Saang Imam (Nabi Muhammad SAW), beliau merdekakan Sang Muadzin (Bilal Ibn Rabah), lalu beliau bangun masjid untuk kaum Muslim, maka beliau pun mendapatkan hadiah, "Kelak dia benar-benar mendapatkan kepuasan." (QS. al-Lail[92]:21)

Ash-Shiddiq adalah pemilik obat mujarab bagi Sang Teman, pedang pelindungnya, lidah yang berdoa untuk hatinya, hati yang mengasihinya, mata yang menangis haru karena ucapannya, dan segenggam gandum untuk memberi makan tamu-tamunya.
Bagaimana asaku takkkan memujinya
Ia adalah seorang teman yang sebanding dengan manusia semuanya
Rumahnya sebanding dunia seluruhnya
Sehari bersamanya sebanding waktu sepanjang masa
Kaum musyrik berkata kepada Abu Bakar, "Temanmu mengaku menjadi nabi." mereka berkata, "Jibril turun kepadanya." Beliau berkata "Sungguh benar apa yang disampaikannya." Maka pantaslah jika dikatakan kepadanya , dalam keadaan hidup atau mati, "Engkaulah ash-Shiddiq-Sang Pembenar." Julukan itu menunjuk dirimu , baik disebut sendirian atau dinisbahkan dengan namamu, secara ma'rifah atau nakirah, secara mufrad atau jamak.
Abu Bakar, tembang yang indah digubah hanya untukmu
Nama baikmu menyusur desa dan kota
Tuan pemberani dan murah hati
Seakan mentari mendengarkan keutamaanmu
Bintang yang tinggi merindukanmu
Bulan berdiri menghormatimu
Saat kaulihat baju kemuliaan boleh dipinjam
Kau jadikan baju itu mantel berkantung lebar
Kau sendiri dalam keutamaan, tak tersaingi semua orang
Legendamu menghiasai suku Rabi'ah dan suku Mudhar
Aku beriman kepada Allah yang telah menjadikan Ash-Shiddiq sebagai jawaban terhadap para penanya tentang kebesaran-Nya. Jika waktu shalat tiba, beliau berada di shaf pertama. Jika membaca Al- Quran beliau tak kuasa menahan tangis dan haru, dan matanya menjadi putih oleh rasa sedih karena takut pada Tuhan. Jika bencan menggelapkan, beliau menyediakan nyawa untuk kematian dan menjulurkan kepala kepada pedang-pedang musuh.

Beliau tak hanya dipanggil kedalam surga dari satu pintu tetapi dari kedelapan pintu karena semua kebaikan ada pada dirinya.
Di Makkah , beliau beliau tidak puas menganut islam secara sembunyi-sembunyi, tetapi secara terang-terangan. Beliau masuk ke gua bersama Sang Teman, keluar bersamanya untuk hijrah, menemaninya pada malam Perang Badar, selalu disampingnya pada Perang Hunain, ikut berjalan bersamanya, menggantikannya menjadi imam shalat, dan menempati posisinya dalam khilafah.
Ketika Sang Teman meninggal, air matanya yang hangat dan jujur mengalir deras.
Ketika sebagian muslim murtad, air matanya segera surut, pundaknya menegak, lengannya mengeras, pedangnya menghunus, dan teriakannya melantang.
Beliau mengembalikan orang yang tersesat, membangkitkan orang yang patah semangat, dan dengan pedang beliau masukkan kalimat tauhid, "Katakanlah,'Dia adalah Tuhan Yang Esa." ke dalam hati para pengingkar janji. Kondisi saat itu menunjukkan bahwa beliaulah orang yang paling tegar.
Para pembangkang menyatakan kami, "Kami tidak akan membayar zakat." Maka beliau bersumpah, " Demi Allah akan kuperangi mereka jika mereka menahan zakat kambing atau unta." Lalu pedang kebenaran beliau hunuskan dan khotbah panas dari podium beliau kumandangkan

Ketika Musailamah al-Kadzhab mengaku dirinya nabi, Abu Bakar berkata ," Wahai lalat jawaban untukmu akan segera tiba." Beliau pun menugaskan Khalid Ibn al-Wahid seraya mengatakan kepadanya, "Pergilah engkau dan pasukanmu ke Yamamah." Maka pedang Allah yang senantiasa terhunus itu pun tergetar. Pagi-pagi Khalid menyerbu kaum murtad sehingga mereka kebingungan. Beliau menghancurkan kepala mereka dan beliau hinakan kebatilan yang degil itu.
Wahai khafilah Allah, semoga Allah membalas jasamu
 Membidas kuman-kuman agama, akhlak dan nilai-nilai
Abu Bakar alangkah tepat perkataannya, tokoh di tengah kesulitan dan pahlawan penumpas kemurtadan. Singa-singa berkuasa dan kehinaan hanya untuk para serigala.
Kau raih upah karyamu.dan kasih Pemberi upah itu
Sementara orang-orang lain minum di telaga yang kering 
Tiga sifatmu jika dibagikan kepada rakyat
Mereka semua akan menjadi pemimpin bangsa
Keteguhan di saat pedang-pedang terhunus 
Kedermawana di zaman penuh kesulitan
Kejujuran yang berbinar indah bila dipandang
Hingga purnama pun hilang keistimewaanya

Abu bakar adalah deklarator kebebasan manusia , beliaulah orang pertama yang menyambut kedatangan budak dan pertama pula mengantar kepergiannya. Beliau menyambut Bilal pada masa bencana, ketika kaum Quraisy menyiksa budak-budak hitam, lalim dalam kekuasaan, dan tenggelam dalam pembudakan.
Lalu beliau mengantar Usamah, Sang Singa yang duduk diatas kuda, padahal kulitnya hitam, sementara Ash-Shiddiq berjalan diatas tanah padahal kulitnya putih. Beliau hendak mengatakan kepada manusia, kita tidak memandang warna kulit , ikatan nashab, julukan, melainkan kesanggupanmengemban risalah, keyakinan yang benar, nurani yang suci, dan semangat yang tinggi.
Beliau ada di belakan kekasih, imam, orang tercinta, dan suri tauladan ketika shalat, di depannya ketika perang , di sampingnya ketika diminta, dan disisinya ketika diperlukan.

Pada hari Rasulullah SAW wafat, manusia panik, namun Abu Bakar tetap tenang. Mereka tidak sanggup berkata-kata, maka beliau yang berbicara. Beliau hendak mengabarkan keajaiban, "Siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah wafat, tapi siapa yang menyembah Allah, maka Allah Maha hidup dan takkan pernah mati."
Cahaya itu datang kepadanya di malam pesta perkawinan
Berhiaskan senyuman bagaikan bintang yang berkilauan

Sang Guru meninggal pada hari Senin, sang murid pun meninggal pada hari Senin, sebab dia adalah "Salah satu dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya: Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita." (QS. at-Taubah [9]:40) Semua kesedihan itu pun hilang dari mereka di Jannah-Nya.
Keutamaan mereka serupa seolah memang di sengaja
Allah lah yang punya karsa dan Allah lah yang berkuasa.

:)



0 komentar:

Posting Komentar